Minggu, 10 Januari 2016

Makalah Fisiologi Tumbuhan "Respirasi"



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Masalah respirasi telah mulai ada beberapa ribu tahun yang lalu, sejak manusia menyadari gunanya bernafas bagi kehidupan binatang. Dalam pengertian sehari- hari, bernafas sekedar diartikan sebagi proses pertukaran gas di paru- paru, tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Prnafasan lebih menunjukan kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel- sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat (Samsun, 2012 ).
Pada tahun 1780-an, seorang ahli kimia bangsa prancis bernama Lavoisier menyatakan bahwa respirasi mrupakan suatu proses pembakaran, yang ditafsirkan secara cepat sebagai reaksi kimia dari senyawa yang terbakar dengan oksigen. Selain itu Lavoisier menunjukan bahwa udara yang dikeluarkan pada waktu bernafas mengandung uap air. Kemudian Lavoisier menyimpulkan bahwa dalam respirasi, oksigen tidak hanya mengikat karbon yang terdapat dalam jaringan hidup tetapi juga hidrogen. Dengan demikian ia merupakan orang pertama yang menunjukan bahwa respirasi menghasilkan CO2 dan air (Samsun, 2012).
Sedangkan ingenhousa seorang ahli fisiologi tumbuhan bangsa belanda membuktikan bahwa tidak hanya binatang saja yang melakukan pertukaran O2 dan CO2 dengan atmosfer, tetapi tumbuhan dapat melaksanakan pertukaran gas dalam proses respirasi dan fotosintesis. Respirasi merupakan suatu proses pelepasan energi kimia molekul- molekul organik di dalam sel.  Sedangkan energi molekul- molekul organik adalah energi matahari yang disiapkan di dalamnya, terjadi pada proses fotosintesis. Dengan demikian Respirasi merupakan suatu proses penghasilan energi yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air serta energi.  Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia (Samsun, 2012).



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan seblumnya, maka dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud Respirasi?
2.      Bagaimana Pertukaran gas dalam Respirasi?
3.      Bagaimana Substrat Respirasi?
4.      Bagaimana Ekstrak Energi Respirasi?
5.      Bagaimana Transver Respirasi?
6.      Bagaimana Reaksi- reaksi Kimia dalam Respirasi?
7.      Apa saja faktor- faktor berpengaruh terhadap Respirasi?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Respirasi
2.      Untuk mengetahui pertukaran gas dalam Respirasi
3.      Untuk mengetahui substrat Respirasi
4.      Untuk mengetahui ekstrak energi respirasi
5.      Untuk mengetahui transver Respirasi
6.      Untuk mengetahui Reaksi- reaksi kimia dalam respirasi
7.      Untuk mengetahui faktor- faktor berpengaruh terhadap Respirasi.















BAB II
ISI
A.    Pengertian Respirasi
Respirasi merupakan suatu proses penghasilan energi yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi karbondioksida dan uap air serta energi.  Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia  Respirasi adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-buahan juga masih melangsungkan proses respirasi. Pada tumbuhan, respirasi dapat berlangsung melalui permukaan akar, batang, dan daun. Respirasi yang berlangsung melalui permukaan akar  dan batang sering disebut respirasi lentisel. Sedang respirasi yang berlangsung melalui permukaan daun disebut respirasi stomata (Nurfauziawati, 2011).
Menurut Santosa (1990), “Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa-senyawa antara yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir respirasi adalah CO2 yang berperan pada keseimbangan karbon dunia.  Respirasi berlangsung siang-malam karena cahaya bukan merupakan syarat”.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997)
Seperti yang diuraikan diatas, respirasi berlangsung baik ketika ada maupun tidak ada oksigen. Ketika tidak ada oksigen terjadi fermentasi, yang merupakan penguraian gula yang terjadi tanpa oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling dominan dan efisient adalah respirasi aerobik, yang menggunakan oksigen sebagai reaktan bersama dengan bahan-bahan organik (aerobic berasal dari kata Yunani aer, udara dan bios, kehidupan). Beberapa prokariota menggunakan zat selain oksigen sebagai reaktan dalam suatu proses yang serupa yang memanen energi kimia tanpa menggunakan oksigen sama sekali. Proses ini disebut respirasi anaerobik (awalan an- berarti ‘tanpa’). Secara teknis, istilah respirasi seluler mencakup proses aerobik dan anaerobik. Akan tetapi, istilah tersebut berasal dari sinonim untuk respirasi aerobik karena adanya hubungan antara proses tersebut dengan respirasi organisme, dimana sebagian besar organisme menggunakan oksigen (Campbell, 2010).
Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (Ata, 2011):
1.      Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya lengkap sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
2.      Respirasi Anaerob, yaitu proses pembebasan energi yang tidak menggunakan oksigen. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi.
Fermentasi dibedakan menjadi 2, yaitu:
-          Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol terjadi pada proses pembuatan tapai dan anggur. Fermentasi alkohol di lakukan di lakukan oleh jamur ragi.
-          Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat terjadi pada otot manusia saat melakukan kerja keras dan persediaan oksigen kurang mencukupi.
B.     Pertukaran Gas Dalam Respirasi
Pada tumbuhan oksigen yang dari luar masuk melalui stomata, lentisel, dan celah-celah di antara sel- sel pada semua bagian dari tumbuhan, demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan dalam proses respirasi akan keluar dari sel secara difusi. Transver oksigen dan karbon antara ruang interselular dan atmosfer di luar tumbuhan juga berlangsung melalui difusi (samsun, 2012).
Pada jenis tumbuhan tertentu, kekurangan oksigen akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tumbuhan tersebut. Dalam keadaan tanah tergenang air akan menyebabkan kurangnya kadar oksigen di dalam tanah. Sedangkan pada tanaman padi meskipun batangnya terendam air kebutuhan oksigen dapat terpenuhi dikarenakan adanya rongga udara di sepanjang tubuhnya dan pada jaringan akar rongga udara tersebut besarnya mencapai 5- 30 % (Samsun,2012).
Oksigen masuk ke dalam tubuh tumbuhan ini melalui bagian tubuhnya yang berada kemudian didifusikan melalui ronga- rongga udara tersebut sampai ke sel meristem ujung akar. Jaringan yang memiliki rongga- rongga udara tersebut biasa disebut dengan jaringan Parenkim (Samsun, 2012).
C.     Substrat Respirasi
Substrat respirasi adalah setiap bahan organik tumbuhan yang teroksidasi sebagian (menjadi senyawa teroksidasi) atau reteduksi sempurna (menjadi karbondioksida dan uap air) dalam metabolisme respiratoris. Umumnya substrat untuk respirasi adalah zat yang tertimbun dalam jumlah yang relatif banyak dalam sel tumbuhan dan bukan zat yang merupakan senyawa antara hasil dari penguraian. Hasil penguraian biasanya disebut metabolik antara. Didalam organisme/ tumbuhan sebagai substrat yang utama adalah gula. Bahan dasar dalam respirasi yakni semua macam karbohidrat, lemak, protein, nukleoprotein, vitamin dan sebagainya. Penggunaan bahan bakar lain dari hidrat arang terjadi apabila tumbuhan telah dalam keadaan kekurangan karbohidrat atau dalam keadaan tertentu. Substrat respirasi yang terpenting di antara karbohidrat adalah glukosa, fruktosa, sukrosa dan pati.
Glukosa dan fruktosa merupakan bahan dasar bagi pembentukan karbohidrat yang lebih kompleks. Sukrosa (sebuah disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa)dan pati (polimer dari glukosa) merupakan bentuk karbohidrat cadangan yang penting di dalam sel.
Disamping karbohidrat, senyawa lainnya kadang- kadang dapat berfungsi sebagai subtrat respirasi dalam beberapa janringan tumbuhan. Sebagai contoh biji- bijian tertntu (jarak, kacang tanaha, biji matahari) sangat kaya akan cadangan lemak yang terdapat dalam jaringan endosperm disekitar embryo. Pada waktu beberapa hari pertama perkecambahan sebagian besar dari lemak diubah menjadi sukrosa yang kemudian diabsorbsi dan direspirasikan oleh embryo yang sedang tumbuh.
D.    Ekstraksi Energi Respirasi
Di dalam respirasi pelepasan energi kimia meliputi tiga proses peting yang secara bertahap:
1.      Oksidasi:
Proses dehidrogenasi atau pelepasan H adalah tidak berbeda dengan oksidasi. Didalam respirasi aerobik penerima H yang terakhir adalah O2.
2.      Perombakan molekul :
Karena adanya oksidasi menyebabkan ikatan antara karbon dari molekul gula di rombak/ putus sehingga molekul- molekul karbon yang lebih kecil terbentuk dan molekul tersebut dirombak lagi yang akhirnya hanya tertinggal satu karbon saja yaitu CO2.
3.      Pelepasan enrgi:
Energi yang terlepas tersebut dalam organism ada pula yang lepas sebagai panas, tetapi sebagian besar dari nergi ditangkap oleh suatu molekul ADP yang kemudian menjadi ATP. Dalam proses fosforilasi ini (penambahan P) energi pembakaran ditampung dalam bentuk yang sudah dilepaskan untuk proses- proses yang terjadi dalam tumbuhan (ATP, untuk panas, sintesa, pengambilan ion- ion dan sebagainya). Enzim mempunyai peranan penting dalam reaksi kimia tersebut.
Intermediet 
 
Molekul organik
 
Ketiga proses pelepasan energi kimia dalam respirasi tersebut dapat ditulis secara skematis sebagai berikut.
1.      Perombakan molekul                                                                                 CO2










Donor  H O2
 

H2O
 

 



2.      Oksidasi


 
3.     
ATP
 
ADP:  P
 
Pemindahan energi            `                                              


E.     Transver Respirasi
Respirasi adalah proses transver energi dari ikatan kimia bahan bakar ke ikatan kimia ATP. Ikatan- ikatan kimia suatu zat- zat organik umumnya menghasilkan energi yang rendah. Umpama ikatan antar karbon, antara karbon dengan hidrogen, antara karbon dengan nitrogen, antara karbon dan oksigen. Energi yang dibebaskan pada oksidasi atau senyawa seperti karbohidrat, protein, lipid dan lain- lain, segera digunakan dalam sintesis ATP dari ADP dan IP. Energi kimia dipindahkan / disimpan ke ATP dapat digunakan untuk menggerakan reaksi sintesis, dan dalam proses itu dilepaskan ADP dan IP. Ikatan yang menghubungkan gugus fosfat terakhir ke ATP disebut ikatan energi tinggi.
Jadi ATP sebagai senyawa perantara mampu menerima energi dari satu reaksi dan memindahkan energi itu untuk menggerakan reaksi lain.
F.       Reaksi- Reaksi Kimia Dalam Respirasi
Pada umumnya substrat respirasi adalah karbohidrat, dengan glukose sebagai molekul pertama. Reaksi kimia respirasi dibagi dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan transpor elektron.
1.      Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang mengubah gula heksosa, (glukosa) menjadi asam piruvat. Jalur reaksi ini juga disebut jalur Embden-Meyerhoft-Parnas (EMP) (dinamakan menurut tiga peneliti utama). Jalur glikolisis juga memerlukan dasar dari respirasi anaerobik (fermentasi) kalau sampai terbentuk alkohol/ etanol. Pada tahap glikolisis yakni: (1). Glukosa → difosforilasi oleh enzim1dengan cara menstranfer gugus phosfat dari ATP; (2) G-6-phosfat → disusun ulang menjadi isomernya oleh enzim2;(3) F-6-phosfat → difosforilasi oleh enzim3dengan cara mentransfer phosfat dari ATP; (4) F-1,6-biphosfat → dipecah oleh enzim4menjadi dua molekul gula berkarbon tiga yaitu DHAP dan GDP; (4a) DHAP diaktifasi dengan cara mengubah menjadi isomernya GDP oleh enzim4a; (5) 2 mol GDP oleh enzim5dioksidasi oleh 2H+ke NAD+menjadi 2NADH+2H+, dan mengikat 2 gugus phosfat ke GDP; (6) 2 mol 1,3 biphosfoglycerat oleh enzim6mengalami pemindahan gugus phosfat; (7) 2mol 3-phosfoglycerat oleh enzim7mengalami relokasi gugus phosfat;(8) oleh enzim82mol 2-phosfoglycerat dihidrolisis; (9) oleh enzim92 mol phosfoenolpiruvat mentransfer gugus phosfat ke ADP.













       
 










                                                                  Gb. Proses glikolisis
2.      Dekarboksilasi oksidatif piruvat
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A). asetil koenzim-A (asetil ko-A) merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan daur krebs. Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Pada tahap ini.
-          Perubahan as.pyruvate menjadi acetyl CoA merupakan reaksi persambungan antara glikolisis dengan siklus krebs
-          Reaksi; (a) gugus karboksil pada as.pyruvat dilepas sebagai CO2 sehingga menjadi gugus asetil berkarbon dua; (b) elektron H+ yang dikeluarkan dalam tahap a ditambahkan (direduksi) ke NAD+menjadi NADH; (c) gugus asetil diikat oleh coenzyme A menjadi acetyl Co.
                                  Gb. Tahap siklus krebs
3.      Daur asam sitrat (Daur krebs)
Siklus krebs disebut juga siklus asam sitrat, karena asam sitrat merupakan senyaw antara yang penting, dan juga disebut siklus asam trikarboksilat, karena asam sitrat atau asam isositrat sebagai senyawa antar tersebut memiliki 3 gugus karboksil. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim A masuk siklus Krebs melalui reaksi hidrolisis dengan melepas koenzim A dan gugus asetil (mengadung 2 atom C), kemudian bergabung dengan asam oksaloasetat (4 atom C) membentuk asam sitrat (6 atom C). Energi yang digunakan untuk pembentukan asam sitrat berasal dari ikatan asetil koenzim A. Selanjutnya, asam sitrat (C6) secara bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4) lagi yang kemudian akan bergabung dengan asetil Ko–A. Peristiwa pelepasan atom C diikuti dengan pelepasan energi tinggi berupa ATP yang dapat langsung digunakan oleh sel. Selama berlangsungnya reaksi oksigen yang diambil dari air untuk digunakan mengoksidasi dua atom C menjadi CO2, proses tersebut disebut dekarboksilasioksidatif. Dalam setiap oksidasi 1 molekul asetil koenzim A akan dibebaskan 1 molekul ATP, 8 atom H, dan 2 molekul CO2. Atom H yang dilepaskan itu kemudian ditangkap oleh Nikotinamid AdeninDinukleotida (NAD) dan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) untuk dibawa menuju sistem transpor yang direaksikan dengan oksigen menghasilkan air Reaksi- reaksi siklus krebs ini berlangsung pada mitokondria.



Reaksi Lengkap Siklus Krebs
(1) Dengan bantuan H2O asetil CoA menyumbangkan gugus asetil kepada axaloasetat; (2) terjadi perubahan isomer citrate menajdi isocitrate melalui dehidrasi H2O;(3) isocitrate dioksidasi sehingga kehilangan CO2, dan mereduksi NAD+menjadi NADH; (4) αketoglutaratdioksidasi sehingga kehilangan CO2, dan mereduksi NAD+ menjadi NADH, terjadi juga transfer gugus phosfat ke ADP menjadi ATP;(5) succinate dioksidasi untuk menyumbangkan dua hidrogen ke FAD; (6) fumarate disusun ulang dengan menambahkan H2O;(7) malate dioksidasi untuk menyumbangkan hidrogen ke NAD+ menjadi oxaloacetate.
                          Gb. Tahap lengkap siklus krebs.


4.      Transpor aktif
Transpor elektron adalah suatu seri reaksi yang menggunakan oksigen untuk mengubah molekul-molekul NADH dan FADH2 menjadi NAD dan FAD, air dan ATP yang berada di membrane mitokondria. Lintasan utama transpor elektron dimulai dengan dua elektron dan dua ion H+ dipindahkan ke NAD, sehingga direduksi menjadi NADH. NADHmemindahkan dua elektron dan dua ion H+ ke suatu enzim flavin, flavin mononukleotida (FMN) atau flavin adenin dinukleotida (FAD), sehingga mereduksi senyawa tersebut. Energi yang diperlukan untuk mereduksi FAD kurang dari yang dilepaska oleh oksidasi NADH2 dan energi sisanya digunakan untuk sintesis satu molekul ATP dari ADP dan iP. Selanjutnya FADH2 mereduksi suati enzim besi yang terkait dengan gugus SH. Senyawa ini mereduksi dua molekul enzim porfirin-besi pemindah elektron yaitu sitokrom b. Sitokrom b mereduksi senyawa fenolik menjadi kinon dan ubiquinon; pada titik ini perlu ditambahkan ion H+ dan eklektron. Elektron dari ubiquinon kemudian mereduksi sitokrom c, dua ion H+ meninggalkan sistem angkutan. Pada titik ini, dibebaskan energi yang cukup untuk sintesis molekul aTP kedua untuk setiap dua elektron yang dipindahkan. Sitokrom c mereduksi sitokrom a yang selanjutnya mereduksi sitokrom a3 dan pada titik ini dibentuk ATP ketiga untuk setiap dua elektron yang dipindahkan.
Sitokrom a3 merupakan anggota sistem transpor elektron yang dapat bereaksi dengan molekul oksigen. Sitokrom a dan a3 membentuk suatu asosiasi molekuler yang disebut sitokrom oksidase yang secara kimia belum dapat dipisahkan. Dua elektron dipindahkan ke satu atom oksigen (  O2). Ini menyempurnakan pemindahan dua elektron dari tingkat energi tinggi yang dimiliki substrat (AH2) ke tingkat energi rendah yang terdapat dalam air. Energi yang dilepaskan oleh oksidasi substrat disimpan dalam tiga molekul ATP yang disintesis di sepanjang proses angkutan elektron. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut:

Gb. Tahap Transpor aktif
G.    Faktor- Faktor Berpengaruh Terhadap Respirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu (Ata, 2011) :
1.      Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri, yaitu :
Ø  a.       Jumlah plasma dalam sel. Jaringan-jaringan meristematis muda memiliki sel-sel yang masih penuh dengan plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua di mana jumlah plasmanya sudah lebih sedikit.
Ø  b.      Jumlah substrat respirasi dalam sel. Tersedianya substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi. Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.
Ø  c.        Umur dan tipe tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan muda lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan.
2.      Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar sel atau lingkungan, terdiri atas:
Ø  a.       Suhu. Pada umumnya dalam batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula kenaikan laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies tumbuhan. Perlu diingat, kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja wnzim, akan menurunkan laju respirasi karena enzim respirasi tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
Ø  b.      Kadar O2 udara. Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi tumbuhan.
Ø  c.       Kadar CO2 udara. Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin disebabkan oleh hal ini.
Ø  d.      Kadar air dalam jaringan. Pada umumnya dengan naiknya kadar air dalam jaringan kecepatan respirasi juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.
Ø  e.       Cahaya. Cahaya dapat meningkatkan laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Ø  f.       Luka dan stimulus mekanik. Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa menit hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu: (1) oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat dan oksidasenya dirusak; (2) proses glikolisis yang normal dan katabolisme oksidatif meningkat karena hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah mudahnya substrat dicapai enzim respirasi; (3) akibat luka biasanya sel-sel tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti pembentukan kalus dan penyembuhan atau perbaikan luka.
Ø  g.      Garam-garam mineral. Jika akar menyerap garam-garam mineral dari dalam tanah, laju respirasi meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.





















BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka disimpulkan sebagai berikut :
1.      Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.
2.      Pertukaran gas dalam respirasi, pada tumbuhan oksigen yang dari luar masuk melalui stomata, lenti sel dan celah- celah diantara semua bagian tumbuhan, CO2 yang dihasilakan dalam proses respirasi akan keluar dari sel secara difusi. 
3.      Substrat Respirasi adalah setiap senyawa organik penyusun protoplasma yang dioksidasikan dalam proses respirasi.
4.      Ekstraksi energi kimia meliputi tiga proses secara bertahap yakni: oksidasi, perombakan molekul, dan pelepasan energi.
5.      Transver energi merupakan proses transver energi dari ikatan kimia bahan bakar ke ikatan kimia  ATP senyawa berenergi tinggi lainnya. 
6.      Reaksi kimia dalam Respirasi secara umum terjadi pada 4 tahap yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs dan transpor elektron, dimana semuanya berlangsung di mitokondria kecuali glikolisis.
7.      Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi terdiri dari faktor internal yaitu jumlah plasma sel, jumlah substrat, umur dan tipe pertumbuhan. Faktor eksternal yaitu suhu, kadar O2 di udara, kadar CO2 di udara, kadar air dalam jaringan, cahaya dan luka stimulus mekanik








DAFTAR PUSTAKA

Ata, Khaeriah. 2011. Makalah Respirasi pada Tumbuhan. http://ataseulanga. blogspot.com/2011/03/makalah-respirasi-pada-tumbuhan.html. DI Akses pada tanggal 30  juni 2015
Campbell, dkk. 2010. Biologi. Penerbit Erlangga, Jakarta\
Hadi, samsun. 2012. Fisiologi tumbuhan. Universitas muhammadiyah malang.
Lovelles, A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropis. Gramedia, Jakarta.
Luqman. 2010. Faktor yang mempengaruhi laju respirasi. http://learning.kireifana.com/wp- content/  diakses pada tanggal 30 juni 2015
Iskandar, La Ode. 2012. Respirasi pada Tumbuhan. http://laodeiskandar.blogspot. com /2012/03/respirasi-pada-tumbuhan.html.  DI Akses pada tanggal 30 juni 2015
Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.